Tentang Pendakian (Jenis - Jenis dan Sistem Pendakian)

Sumber foto
    Hai sobat gunung! kegiatan mendaki gunung adalah kegiatan yang mengkombinasikan antara olahraga dan rekreasi dengan mengambil tantangan memasuki hutan, melewati punggungan atau lereng dengan jurang di sekitarnya. Mendaki gunung perlu beberapa persiapan, yaitu fisik yang terlatih, alat - alat yang mendukung, dan ilmu yang cukup agar dapat meminimalisir terjadinya human error di lapangan. Walaupun kegiatan ini membutuhkan fisik yang terlatih, nyatanya kegiatan mendaki gunung menjadi kegiatan yang cukup banyak diminati. Faktor utamanya tidak lain adalah penjelajahan, karena pada hakikatnya manusia suka melihat hal - hal baru dan belajar dari apa yang ia alami.

    Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mempunyai dinamika tersendiri. Peminatnya beraneka ragam usia, dari anak - anak, remaja, dewasa dari berbagai kalangan (pekerja atau mahasiswa), dan orang  tua yang kerap menggemari kegiatan ini dari mudanya dulu. Terlebih, mendaki gunung amat diminati seiring dengan trend film 5 cm yang menampilkan keindahan dari gunung Semeru dan juga kata - kata puitis yang mengiringi setiap langkahnya. Dari sana, trend ini mengeruak dan memunculkan orang - orang yang tertarik akan eksplorasi keindahan gunung, khususnya gunung - gunung di Indonesia.

    Walaupun bukan kegiatan yang terbilang baru, tetapi masih banyak yang belum mengetahui tentang jenis - jenis pendakian gunung dan juga sistem pendakian. Tidak bisa dikatakan apakah ilmu ini berguna pada setiap kegiatan, tetapi ada baiknya jika kita juga mempelajarinya sedikit.

Jenis - Jenis Pendakian Gunung

    Sebelum melakukan pendakian, ada baiknya mencari tahu informasi tentang gunung yang akan didaki tersebut dan memutuskan membuat perencanaan bagi pendakian. Karena ada beberapa jenis pendakian gunung dengan cara berbeda, tergantung karakteristik gunung. Untuk itu, ada beberapa jenis pendakian sesuai medan yang ditempuh, diantaranya:

1. Hill / Fell Walking
    Hill Walking atau Fell walking atau istilah umumnya Hiking, merupakan cara mendaki gunung dengan berjalan tegak, tidak memerlukan alat khusus kecuali sepatu. Hiking merupakan perjalanan mendaki bukit - bukit melalui punggungan atau lereng, baik itu landai ataupun terjal, dengan tidak membutuhkan khusus yang bersifat teknis.

2. Scrambling
    Scrambling merupakan jenis pendakian tidak hanya dengan kaki, tetapi juga bantuan tangan (bisa jadi seperti merayap) dengan medan yang agak sulit. Biasanya dilakukan pada tebing - tebing batu yang tidak terlalu terjal dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Untuk pemula juga diperlukan alat khusus seperti tali webbing (alat mendasar pendakian) agar memudahkan untuk menarik badan.

3. Climbing
    Climbing merupakan kegiatan pendakian yang memerlukan penguasaan alat dan teknik khusus. kegiatan climbing memiliki tahapan - tahapan khusus sebelum memulai kegiatan karena keselamatan tetap menjadi hal yang utama. Climbing memiliki beberapa alat pengaman seperti tali karnmantel, tali prusik, carabiner, sling, dan lain - lain. Terbagi menjadi 3 bagian, yaitu exposed climbing, difficult free climbing, dan bagian tersulit yaitu aid climbing.

a. Rock Climbing
    Rock climbing yaitu memanjat melalui tebing berbatu baik dengan bantuan alat maupun tidak. Adapun tidak membutuhkan alat disebut dengan jenis pemanjatan free soloing. Sedangkan yang membutuhkan alat seperti bouldering, toproping, artificial, dan lain - lain.

b. Snow dan Ice Climbing
    Pendakian ini dilakukan ditempat yang terdapat salju ataupun tebing es. adapun pemanjatan yang dilakukan yaitu lead climbing

Sistem Pendakian Gunung

    Sistem pendakian ini biasanya digunakan dalam ekspedisi - ekspedisi pendakian gunung, karena terkait dengan manajemen setiap grup ketika melakukan penjelajahan. Adapun sistem ini terbagi 2, yaitu:

1. Himalayan System
    Yaitu sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu - minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak - puncak di pegunungan Himalaya. Dengan sistem ini, ekspedisi yang dilakukan grup dengan beberapa anggota didalamnya dapat dikatakan berhasil walaupun hanya salah satunya saja yang berhasil summit. Pembagian kerja setiap anggota grup terbagi di beberapa tempat peristirahatan, untuk memudahkan tujuan menggapai puncak gunung.

2. Alpine System
    Yaitu sistem pendakian yang biasanya digunakan untuk perjalanan pendakian jangka pendek antara 1 hari hingga seminggu. Sistem ini berkembang di pegunungan Alpen. Tujuan dari sistem ini (pada ekspedisi pendakian) agak berbeda dengan sistem sebelumnya yaitu agar semua anggota grup dapat menyelesaikan summit dan juga turun bersama - sama. Sistem ini juga tidak perlu melakukan pembagian kerja di setiap peristirahatan (base camp dan flying camp). Sistem ini juga cocok diterapkan di Indonesia, melihat karakteristik gunung - gunung yang ada.


    Mungkin itu sedikit tentang ilmu - ilmu yang mungkin penting untuk dipelajari dalam mendaki gunung. Sebenarnya lebih banyak aspek yang akan dibahas, tetapi sepertinya tidak cukup untuk menulis semua. Sekian dan terima kasih. Salam Lestari!

Source:

Komentar